This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 25 Juni 2014

IDENTIFIKASI GEJALA DEFISIENSI DAN KELEBIHAN UNSUR HARA MIKRO PADA TANAMAN



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman adalah suatu mahluk yang hidup berdampingan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan serta manusia. Dengan adanya tanaman maka manusia dan hewan dapat memperoleh menfaat dari tanaman melalui hasil produksi tanaman, bagiam-bagian tanaman serta sisa-sisa tanaman itu sendiri. Tanaman ini termasuk kedalam mahluk hidup yang tidak mampu berpindah tempat namun mampu memproduksi makanannya sendiri atau biasa disebut autotrof. Hal tersebut bertentangan dengan hewan terutama manusia yang menggantungkan hidupnya dengan memanfaatkan mahluk hidup lainnya. Pada tanaman, melalui adanya bantuan dari sinar matahari tanaman dapat memproduksi makanan sendiri menggunakan unsur-unsur anorganik yang terdapat di tempat sekitar mereka hidup antara lain seperti klorofil, CO2, serta H2O.
Seperti layaknya pada manusia, tanaman juga memerlukan nutrisi untuk tetap hidup, tumbuh serta berkembang dan proses reproduksi tanaman tersebut. Tanaman mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan melalui berbagai sumber yang beberapa diantaranya tersedia secara bebas di alam. Nutrisi tersebut secara alami tersedia di dalam tanah, dan beberapa ada pula yang tersedia pada atmosfer berupa unsur hara. Dengan adanya sejumlah nutrisi tersebut pada kenyataannya tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Kekurangan nutrisi pada tanaman dapat menimbulkan gangguan pada tanaman, dimana bentuk gangguan yang dialami tanaman tersebut berupa hambatan pertumbuhan tanaman atau bahkan menyebabkan tanaman mati jika hal tersebut terus berlangsung. Selain itu gejala kekurangan nutrisi mengakibatkan penurunan produksi. Sama halnya pada kekurangan unsur hara, apabila terjadi kelebihan unsur hara, tanaman juga tidak akan tumbuh layaknya tanaman normal.
Beberapa macam tanaman yang tumbuh pada tanah alkalin dengan kandungan magnesium dan kalsium yang tinggi biasanya mengalami klorosis. Kelebihan magnesium telah dihubungkan dengan fasiasi batang (perubahan batang yang seharusnya silindris dan lurus menjadi pipih melebar dan bengkok). Kalsium dalam jumlah banyak dapat meningkatkan kadar kapur dalam jaringan tanaman atau menyebabkan pengaruh tidak langsung terhadap penyerapan unsur hara lain, seperti kekurangan besi (Fe) dan senk (Zn) yang berakibat terhadap proses fisiologi yang penting dari tanaman tersebut.
Secara umum tanaman yang keracunan dapat dikatakan karena berkurangnya potensi untuk tumbuh dan berproduksi. Akibat yang akan ditimbulkan apabila tanaman ditanam pada tanah yang berkadar garam terlarut dalam jumlah yang berlebihan maka tanaman akan menderita nekrosis daun yang biasanya dimulai dari ujung daun dan berkembang disepanjang pinggir daun.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara tertentu pada tanaman terong.



BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Seperti layaknya pada manusia tanaman juga memerlukan nutrisi untuk tetap hidup. Setiap unsur hara memiliki peranan tersendiri serta mempunyai pengaruh terhadap proses tertentu yang berkaitan dengan tumbuh kembang tanaman. Apabila satu atau beberapa unsur hara tidak tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan atau salah satu unsur hara yang tersedia dalam kadar yang berlebihan, maka tanaman akan menunjukkan respon pertumbuhan yang tidak pada umumnya atau tidak normal (Marlina, 2012).  
Budidaya tanaman selama ini masih terpaku pada budidaya konvensional, dimana dalam penerapan teknik budidaya konvensional ini masih menerapkan teknik yang tidak berwawasan lingkungan. Dampak yang terjadi akibat penerapan teknik konvensional ini yaitu terjadinya penurunan kualitas lingkungan karena penggunaan pemupukan yang terlalu berlebihan sehingga unsur hara makro yang ada didalam tanah tercuci. Dengan berkurangnya unsur hara makro ini maka akan menyebabkan tanaman kelebihan unsur hara mikro yang akan merugikan tanaman bila keberadaannya terlalu berlebihan. Untuk menanggulangi permasalahan ini maka perlu adanya teknik penerapan yang benar-benar tidak merugikan pada aspek lingkungan dan tanaman. Dengan menerapkan teknik ini maka populasi tanaman akan meningkat serta akan memberikan keuntungan lebih pada petani (Juliati, 2008).
Nutrisi mineral telah memberikan peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil panen. Menurut Borlaug dan Dowswell (1994), 50% peningkatan hasil panen diseluruh dunia selama abad ke-20 dipengaruhi karena penerapan bahan kimia dalam malakukan budidaya tanamannya. Menurut pernyataan tersebut bahwa dengan adanya bantuan bahan kimia dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan produksi tanaman maka akan memberikan suatu keuntungan yang lebih terhadap seluruh petani yang ada di dunia. Keuntungan tersebut akan diperoleh apabila pemakaian bahan kimia ini dilakukan seminimal mungkin sesuai pada dosis yang sudah tertera disetiap merk bahan kimia. Loneragan (1997) juga mengemukakan bahwa kemajuan pengetahuan pada abad ke-20 berdampak pada kemajuan teknologi dan informasi mengenai budidaya tanaman dimasa yang akan datang (Fageria dkk, 2008).
Unsur hara didalam tanah yang dibutuhkan tanaman  dapat dibagi menjadi  dua yakni unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit namun harus terpenuhi misal zat besi, mangan, boron, tembaga, seng,klorida, dan molybdenum. Unsur-unsur hara diatas memiliki fungsi yang tidak sama. Jumlah ketersediaannya di media tanam harus tetap terjaga, penambahan-peanambahan unsur hara yang diberikan harus sesuai dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan dan juga kondisi media tanam itu sendiri (Purwanto, 2006). 
Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan terdiri dari dua macam yaitu unsur hara makro serta unsur hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif cukup banyak sedangkan unsur hara mikro merupakan suatu unsur yang dalam kadar relatif kecil diperlukan oleh tanaman dimana unsur tersebut berupa unsur mineral. Unsur hara mikro dapat berupa Besi, Mangan, Boron, Tembaga, Seng, Khlor, Molibdenium dan sebagainya. Menurut Iriani (2011) logam berat seperti Fe, Cu, dan Zn meski memiliki indikasi memberikan efek meracun, namun tetap diperlukan tumbuhan bagi pertumbuhannya karena unsur tersebut memiliki peranan yang krusial. Cu berperan sebagai aktivator enzim serta berperan dalam proses fotosintesis sebagai penyusun klorofil. Zn juga berperan sebagai aktivator enzim seperti Cu. Sama halnya dengan Cu dan Zn, Fe juga memiliki peranan sebagai aktivator enzim, selain itu berperan pula terhadap sintesis protein.
Seng merupakan suatu logam berat yang dapat memberikan kerugian yang besar bagi tanaman apabila jumlahnya sangat banyak didalam tanah. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kelebihan unsur Zn didalam tanah yaitu adanya limbah dari industri. Dampak kelebihan unsur Zn ini akan meyebabkan klorosis terhadap tanaman. klorosis merupakan suatu kelainan yang terjadi pada tanaman terutama pada daun yang kekurangan klorofil. Klorofil sendiri merupakan senyawa pemberi warna hijau pada daun, tulang daun dan batang muda. Sehingga apabila tanaman mengalami klorosis maka daun tanaman tersebut tidak akan berwarna hijau melainkan berwarna kuning pujat dan berbagai warna lainnya sesuai dengan pigmen yang mendominasi terhadap tanaman. Korosis terjadi karena adanya kekahatan nutrisi unsur hara pada tanaman (Russell dkk, 2008).
Meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit unsur-unsur hara mikro cukup memberikan kontribusi besar bagi keberlanjutan suatu tanaman. Namun keberadaannya nampak kurang mendapatkan atensi jika dibandingkan dengan eksistensi unsur-unsur hara makro. Salah satu sumber unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dapat diperoleh dari pupuk kandang. Penambahan unsur ini dalam tanah dapat memperbaiki kondisi keseimbangan hara tanah. Selain itu pupuk kandang dapat memberikan kesuburan tanah melalui kontribusinya terhadap keberadaan mikrobia serta mempermudah perkembangan perakaran tanaman di dalam tanah (Suswati dkk, 2012).
Terdapat beberapa sisi negative dari tanah yang bersifat masam, seperti unsur hara makro yang tidak tersedia dalam jumlah cukup. Tetapi sebaliknya unsur hara mikro yang bersifat racun bagi tanaman justru tersedia dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan mikroorganisme didalam tanah. Dengan sendirinya, kondisi tersebut akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan suatu tanaman. Seperti pada tanaman jagung dan kedelai, tanah masam akan menghambat sistem perkembangan perakarannya. Seperti akar akan tumbuh melengkung keatas dan pada ujung akarnya akan membengkak. Perbaikan pH tanah bisa dikatakan telah memperbaiki 50 % permasalahan kesuburan tanah. Cara yang paling efektif untuk meningkatkan ph tanah yaitu dengan melakukan pengaplikasian kapur dolomit yang berguna untuk menetralkan ph tanah. Keuntungan dari pengaplikasian kapur dolomit ini akan membuat tanah lebih gembur sehingga berdampak positif bagi perkembangan organisme yang ada didalam tanah dan juga akan mempermudah perkembangan akar tanaman. Selain itu, pengapuran dapat mengurangi zat-zat yang bersifat racun dan mengurangi hilangnya unsur hara makro akibat pencucian (Novizan, 2002).
Produktivitas tanaman pada dasarnya bergantung pada keseimbangan nutrisi dan aktivitas biologis. Unsur-unsur hara mikro dalam tanah tersedia dalam jumlah yang relatif sedikit. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penambahan unsur-unsur hara mikro tersebut perlu dilakukan, mengingat pentingnya peranannya bagi tanaman. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dimana pemupukan yang dilakukan dapat berupa pemupukan lewat tanah atau bahkan melalui pemupukan daun, namun pada umumnya pemupukan dengan cara disemprotkan lewat daun tersebut lebih efektif untuk menambah kekurangan hara mikro tanaman. Hara yang dapat ditambahkan lewat pemupukan antara lain seperti Fe, Zn, Co, dan Mn. Selain itu pemupukan juga untuk mengatasi secara cepat penyakit defisiensi hara (Srivastava, 2013).
Karakteristik suatu pasokan hara dari berbagai macam kombinasi media yang dipakai harus diketahui kadungan unsur haranya. Hal ini dilakukan karena tanaman tembakau memerlukan unsur hara yang relative banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila kandungan hara dari berbagai media ini tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman tembakau maka tanaman tidak dapat berkembang yang akhirnya akan menyebabkan kukurangan hasil terhadap pendapatan yang akan diperoleh petani. Untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman maka perlu adanya penambahan unsur hara N,P dan K dengan malakukan penambahan menggunakan sistem pemupukan pada media tanam (Masaka dkk, 2008).
 


 PEMBAHASAN
         

Pembahasan
Pada pratikum kegiatan identifikasi gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro pada tanaman kentang diperoleh data mengenai tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun yang diamati dengan interval waktu 3 hari sekali dimulai dari 7 Hst sampai 28 Hst. Ada 3 perlakuan yang digunakan pada gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro ini yaitu kontrol, -Fe dan +Fe yang masing-masing diberi ulangan sebanyak 3 ulangan. Selain dilakukan pengamatan, juga dilakukan perawatan agar tanaman yang diberikan perlakuan defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro tetap terjaga kondisinya. Berikut merupakan grafik dari tinggi tanaman terong yang sudah diamati mulai dari 7 HST sampai 28 HST.

Dari grafik tinggi tanaman terong diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman terong yang paling baik terdapat pada hari ke-19 hst dimana pada kontrol tinggi tanaman terongnya 16 cm, perlakuan –Fe tinggi tanamannya 11,66 cm dan pada perlakuan +Fe tinggi tanamannya 7,33 cm. Selain grafik tinggi tanaman, berikut merupakan grafik jumlah daun pada tanaman terong.


Dari grafik jumlah daun diatas, dapat dijelaskan bahwa perlakuan yang paling baik terdapat pada hari ke-19. Antara perlakuan tinggi tanaman dan jumlah daun memiliki kesamaan dimana perlakuan yang terbaik sama-sama pada perlakuan ke-19. Pada jumlah daun hari ke-19 ini memiliki jumlah daun pada kontrol berjumlah 6, perlakuan –Fe memiliki jumlah daun 5,66 dan pada perlakuan +Fe memiliki jumlah daun 2,66. 


Pada grafik panjang daun tanaman terong diatas, sudah dapat diketahui bahwa perlakuan yang terbaik terdapat pada hari ke-22. Perlakuan kontrol memiliki panjang daun 8,43 cm, perlakuan –Fe memiliki panjang daun 2,18 cm dan pada perlakuan +Fe memiliki panjang daun 1,99 cm. 

Pada parameter pengamatan lebar daun tanaman terong seperti pada grafik 4 diatas, perlakuan yang terbaik terdapat pada hari ke-22 yang memiliki lebar daun 10,85 pada kontrol, perlakuan –Fe mamiliki lebar daun 1,84 dan pada perlakuan +Fe memiliki lebar daun 1,21 cm.
Produktivitas tanaman pada dasarnya bergantung pada keseimbangan nutrisi dan aktivitas biologis. Unsur-unsur hara mikro dalam tanah tersedia dalam jumlah yang relatif sedikit. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penambahan unsur-unsur hara mikro tersebut perlu dilakukan, mengingat pentingnya peranannya bagi tanaman. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dimana pemupukan yang dilakukan dapat berupa pemupukan lewat tanah atau bahkan melalui pemupukan daun, namun pada umumnya pemupukan dengan cara disemprotkan lewat daun tersebut lebih efektif untuk menambah kekurangan hara mikro tanaman. Hara yang dapat ditambahkan lewat pemupukan antara lain seperti Fe, Zn, Co, dan Mn. Selain itu pemupukan juga untuk mengatasi secara cepat penyakit defisiensi hara (Srivastava, 2013).
Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit atau kecil oleh tanaman. unsur hara yang termasuk dalam unsur hara mikro yaitu unsur tembaga (Cu), unsur besi (Fe), unsur mangan (Mn), unsur seng (Zn), unsur boron (B), unsur klorida (Cl), unsur silikat (Si) dan unsur natrium (Na). Unsur hara mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan secara mutlak oleh tanaman serta kedudukannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. Kadar kebutuhan unsur hara mikro ini berbeda antara tanaman satu dengan lainnya sebab apabila tanaman kekurangan unsur hara ini maka akan dapat menghambat proses pertumbuhan dan produksi dari tanaman tersebut. Kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara mikro ini tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme sel atau jaringan tanaman.
Salah satu unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur besi (Fe), fungsi dari unsur Fe ini bagi tanaman yaitu untuk membantu dalam mempercepat pertumbuhan tanaman karena unsur Fe ini berfungsi sebagai penyusun klorofil, sebagai aktivator enzim, untuk mempermudah dalam melakukan transfer energi dan juga sebagai reduksi nitrat. Unsur tersebut tidak mudah bergerak sehingga apabila terjadi kekurangan unsur Fe maka akan sulit untuk diperbaiki. Unsur Fe ini sebenarnya sangat antagonis dengan unsur hara mikro lainnya. Oleh karena itu untuk mengurangi efek tersebut maka harus dibungkus dengan menggunakan kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid) yang merupakan komponen organik yang berfungsi sebagai penyetabil ion metal. Dengan adanya EDTA ini maka sifat antagonis dari Fe tersebut maka akan berkurang jauh terhadap tanah yang mempunyai kadar pH tinggi.
Dalam melakukan identifikasi unsur Fe terhadap tanaman dapat dilakukan dengan mengamati tanaman seperti apabila timbul gejala penguningan (klorosis) diantara tulang daun pada pertumbuhan daun baru maka tanaman tersebut mengalami kekurangan unsur Fe. Gejala defisiensi akibat unsur ini terbagi atas tiga tahap seperti tahap klorosis ringan yaitu daun berwarna hijau pucat atau kekuningan pada tulang daun, klorosis sedang yaitu daun-daun baru sebagian menguning dan tulang daun tetap berwarna hijau normal, dan klorosis parah yang akan menyebabkan daun-daun berwarna kuning pucat serta akan menyebabkan tulang daun tengah tidak hijau lagi dan akan menyebabkan daun berguguran. Sedangkan gejala defisiensi unsur Fe pada tanaman terong yang diamati mengalami gejala klorosis sedang yang menyebabkan daun-daun baru sebagian kuning dan tulang daun tetap berwarna hijau normal. Sedangkan gejala kelebihan unsur Fe yang terjadi pada tanaman terong yang diamati memberikan pengaruh terhadap tanaman berupa munculnya bintil-bintik yang berwarna hitam pada daun tanaman terong.
Faktor yang mempengaruhi serapan hara pada tanaman terong dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam mensuplai kebutuhan hara bagi tanaman dan faktor kemampuan tanaman dalam menggunakan atau menyerap unsur hara yang telah disediakan. Unsur hara yang ada didalam tanah harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan guna memenuhi pertumbuhan tanaman terong. Akar tanaman berkembang didalam tanah dan menempati ruang yang semula ditempati oleh unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman. Guna mempercepat proses serapan hara pada tanaman terong maka akar harus kontak langsung dengan unsur hara yang ada didalam tanah. Tiga asumsi yang menjelaskan tentang proses intersepsi akar terhadap kebutuhan hara tanaman yaitu jumlah maksimum unsur hara yang diserap merupakan jumlah yang diperkirakan tersedia didalam volume tanah yang ditempati oleh akar, akar menempati rata-rata 1% dari total volume tanah dan sekitar 50 persen dari total volume tanah tersebut terdiri atas pori-pori tanah.

LAMPIRAN

 KONTROL

                                                                           - FE

  + FE