BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman
adalah suatu mahluk yang hidup berdampingan dengan mahluk hidup lainnya seperti
hewan serta manusia. Dengan adanya tanaman maka manusia dan hewan dapat
memperoleh menfaat dari tanaman melalui hasil produksi tanaman, bagiam-bagian
tanaman serta sisa-sisa tanaman itu sendiri. Tanaman ini
termasuk kedalam mahluk hidup yang tidak mampu berpindah tempat namun mampu
memproduksi makanannya sendiri atau biasa disebut autotrof. Hal tersebut
bertentangan dengan hewan terutama manusia yang menggantungkan hidupnya dengan
memanfaatkan mahluk hidup lainnya. Pada tanaman, melalui adanya bantuan dari
sinar matahari tanaman dapat memproduksi makanan sendiri menggunakan
unsur-unsur anorganik yang terdapat di tempat sekitar mereka hidup antara lain
seperti klorofil, CO2, serta H2O.
Seperti layaknya pada
manusia, tanaman juga memerlukan nutrisi untuk tetap hidup, tumbuh serta
berkembang dan proses reproduksi tanaman tersebut. Tanaman mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan melalui berbagai sumber yang beberapa diantaranya tersedia
secara bebas di alam. Nutrisi tersebut secara alami tersedia di dalam tanah,
dan beberapa ada pula yang tersedia pada atmosfer berupa unsur hara. Dengan
adanya sejumlah nutrisi tersebut pada kenyataannya tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi untuk tanaman. Kekurangan nutrisi pada tanaman dapat
menimbulkan gangguan pada tanaman, dimana bentuk gangguan yang dialami tanaman
tersebut berupa hambatan pertumbuhan tanaman atau bahkan menyebabkan tanaman
mati jika hal tersebut terus berlangsung. Selain itu gejala kekurangan nutrisi
mengakibatkan penurunan produksi. Sama halnya pada kekurangan unsur hara,
apabila terjadi kelebihan unsur hara, tanaman juga tidak akan tumbuh layaknya
tanaman normal.
Beberapa macam tanaman
yang tumbuh pada tanah alkalin dengan kandungan magnesium dan kalsium yang
tinggi biasanya mengalami klorosis. Kelebihan magnesium telah dihubungkan
dengan fasiasi batang (perubahan batang yang seharusnya silindris dan lurus
menjadi pipih melebar dan bengkok). Kalsium dalam jumlah banyak dapat
meningkatkan kadar kapur dalam jaringan tanaman atau menyebabkan pengaruh tidak
langsung terhadap penyerapan unsur hara lain, seperti kekurangan besi (Fe) dan
senk (Zn) yang berakibat terhadap proses fisiologi yang penting dari tanaman
tersebut.
Secara umum tanaman
yang keracunan dapat dikatakan karena berkurangnya potensi untuk tumbuh dan
berproduksi. Akibat yang akan ditimbulkan apabila tanaman ditanam pada tanah
yang berkadar garam terlarut dalam jumlah yang berlebihan maka tanaman akan
menderita nekrosis daun yang biasanya dimulai dari ujung daun dan berkembang
disepanjang pinggir daun.
1.2
Tujuan
Untuk mengetahui gejala
defisiensi dan kelebihan unsur hara tertentu pada tanaman terong.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Seperti layaknya pada manusia tanaman juga memerlukan nutrisi
untuk tetap hidup. Setiap unsur hara memiliki peranan
tersendiri serta mempunyai pengaruh terhadap proses tertentu yang berkaitan
dengan tumbuh kembang tanaman. Apabila satu atau beberapa unsur hara tidak
tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan atau salah satu unsur hara yang tersedia
dalam kadar yang berlebihan, maka tanaman akan menunjukkan respon pertumbuhan
yang tidak pada umumnya atau tidak normal (Marlina, 2012).
Budidaya tanaman selama
ini masih terpaku pada budidaya konvensional, dimana dalam penerapan teknik
budidaya konvensional ini masih menerapkan teknik yang tidak berwawasan
lingkungan. Dampak yang terjadi akibat penerapan teknik konvensional ini yaitu
terjadinya penurunan kualitas lingkungan karena penggunaan pemupukan yang
terlalu berlebihan sehingga unsur hara makro yang ada didalam tanah tercuci.
Dengan berkurangnya unsur hara makro ini maka akan menyebabkan tanaman
kelebihan unsur hara mikro yang akan merugikan tanaman bila keberadaannya
terlalu berlebihan. Untuk menanggulangi permasalahan ini maka perlu adanya
teknik penerapan yang benar-benar tidak merugikan pada aspek lingkungan dan
tanaman. Dengan menerapkan teknik ini maka populasi tanaman akan meningkat
serta akan memberikan keuntungan lebih pada petani (Juliati, 2008).
Nutrisi mineral telah
memberikan peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil panen. Menurut
Borlaug dan Dowswell (1994), 50% peningkatan hasil panen diseluruh dunia selama
abad ke-20 dipengaruhi karena penerapan bahan kimia dalam malakukan budidaya
tanamannya. Menurut pernyataan tersebut bahwa dengan adanya bantuan bahan kimia
dalam mengatasi permasalahan dan meningkatkan produksi tanaman maka akan
memberikan suatu keuntungan yang lebih terhadap seluruh petani yang ada di
dunia. Keuntungan tersebut akan diperoleh apabila pemakaian bahan kimia ini
dilakukan seminimal mungkin sesuai pada dosis yang sudah tertera disetiap merk
bahan kimia. Loneragan (1997) juga mengemukakan bahwa kemajuan pengetahuan pada
abad ke-20 berdampak pada kemajuan teknologi dan informasi mengenai budidaya
tanaman dimasa yang akan datang (Fageria dkk, 2008).
Unsur hara didalam
tanah yang dibutuhkan tanaman dapat
dibagi menjadi dua yakni unsur hara
makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan
tanaman dalam jumlah banyak sedangkan unsur hara mikro merupakan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit namun harus terpenuhi misal zat
besi, mangan, boron, tembaga, seng,klorida, dan molybdenum. Unsur-unsur hara
diatas memiliki fungsi yang tidak sama. Jumlah ketersediaannya di media tanam
harus tetap terjaga, penambahan-peanambahan unsur hara yang diberikan harus
sesuai dengan jenis tanaman yang akan dibudidayakan dan juga kondisi media
tanam itu sendiri (Purwanto, 2006).
Unsur
hara yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan terdiri dari dua macam yaitu
unsur hara makro serta unsur hara mikro. Unsur hara makro merupakan unsur hara
yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang relatif cukup banyak sedangkan unsur
hara mikro merupakan suatu unsur yang dalam kadar relatif kecil diperlukan oleh
tanaman dimana unsur tersebut berupa unsur mineral. Unsur hara mikro dapat
berupa Besi, Mangan, Boron, Tembaga, Seng, Khlor, Molibdenium dan sebagainya.
Menurut Iriani (2011) logam berat seperti Fe, Cu, dan Zn meski memiliki
indikasi memberikan efek meracun, namun tetap diperlukan tumbuhan bagi
pertumbuhannya karena unsur tersebut memiliki peranan yang krusial. Cu berperan
sebagai aktivator enzim serta berperan dalam proses fotosintesis sebagai
penyusun klorofil. Zn juga berperan sebagai aktivator enzim seperti Cu. Sama
halnya dengan Cu dan Zn, Fe juga memiliki peranan sebagai aktivator enzim,
selain itu berperan pula terhadap sintesis protein.
Seng merupakan suatu
logam berat yang dapat memberikan kerugian yang besar bagi tanaman apabila
jumlahnya sangat banyak didalam tanah. salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kelebihan unsur Zn didalam tanah yaitu adanya limbah dari
industri. Dampak kelebihan unsur Zn ini akan meyebabkan klorosis terhadap
tanaman. klorosis merupakan suatu kelainan yang terjadi pada tanaman terutama
pada daun yang kekurangan klorofil. Klorofil sendiri merupakan senyawa pemberi
warna hijau pada daun, tulang daun dan batang muda. Sehingga apabila tanaman
mengalami klorosis maka daun tanaman tersebut tidak akan berwarna hijau
melainkan berwarna kuning pujat dan berbagai warna lainnya sesuai dengan pigmen
yang mendominasi terhadap tanaman. Korosis terjadi karena adanya kekahatan
nutrisi unsur hara pada tanaman (Russell dkk, 2008).
Meskipun
hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit unsur-unsur hara mikro cukup
memberikan kontribusi besar bagi keberlanjutan suatu tanaman. Namun
keberadaannya nampak kurang mendapatkan atensi jika dibandingkan dengan
eksistensi unsur-unsur hara makro. Salah satu sumber unsur hara mikro yang
dibutuhkan tanaman dapat diperoleh dari pupuk kandang. Penambahan unsur ini
dalam tanah dapat memperbaiki kondisi keseimbangan hara tanah. Selain itu pupuk
kandang dapat memberikan kesuburan tanah melalui kontribusinya terhadap
keberadaan mikrobia serta mempermudah perkembangan perakaran tanaman di dalam
tanah (Suswati dkk, 2012).
Terdapat
beberapa sisi negative dari tanah yang bersifat masam, seperti unsur hara makro
yang tidak tersedia dalam jumlah cukup. Tetapi sebaliknya unsur hara mikro yang
bersifat racun bagi tanaman justru tersedia dalam jumlah yang berlebihan.
Selain itu tanah yang terlalu masam dapat menghambat perkembangan
mikroorganisme didalam tanah. Dengan sendirinya, kondisi tersebut akan
berpengaruh buruk terhadap perkembangan suatu tanaman. Seperti pada tanaman jagung
dan kedelai, tanah masam akan menghambat sistem perkembangan perakarannya.
Seperti akar akan tumbuh melengkung keatas dan pada ujung akarnya akan
membengkak. Perbaikan pH tanah bisa dikatakan telah memperbaiki 50 %
permasalahan kesuburan tanah. Cara yang paling efektif untuk meningkatkan ph
tanah yaitu dengan melakukan pengaplikasian kapur dolomit yang berguna untuk
menetralkan ph tanah. Keuntungan dari pengaplikasian kapur dolomit ini akan
membuat tanah lebih gembur sehingga berdampak positif bagi perkembangan
organisme yang ada didalam tanah dan juga akan mempermudah perkembangan akar
tanaman. Selain itu, pengapuran dapat mengurangi zat-zat yang bersifat racun
dan mengurangi hilangnya unsur hara makro akibat pencucian (Novizan, 2002).
Produktivitas
tanaman pada dasarnya bergantung pada keseimbangan nutrisi dan aktivitas
biologis. Unsur-unsur hara mikro dalam tanah tersedia dalam jumlah yang relatif
sedikit. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penambahan unsur-unsur hara mikro
tersebut perlu dilakukan, mengingat pentingnya peranannya bagi tanaman. Hal
tersebut dapat ditempuh dengan cara melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dimana pemupukan yang
dilakukan dapat berupa pemupukan lewat tanah atau bahkan melalui
pemupukan daun, namun pada umumnya pemupukan dengan cara disemprotkan lewat
daun tersebut lebih efektif untuk menambah kekurangan hara mikro tanaman. Hara
yang dapat ditambahkan lewat pemupukan antara lain seperti Fe, Zn, Co, dan Mn.
Selain itu pemupukan juga untuk mengatasi secara cepat penyakit defisiensi hara
(Srivastava, 2013).
Karakteristik suatu
pasokan hara dari berbagai macam kombinasi media yang dipakai harus diketahui
kadungan unsur haranya. Hal ini dilakukan karena tanaman tembakau memerlukan
unsur hara yang relative banyak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila
kandungan hara dari berbagai media ini tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi
tanaman tembakau maka tanaman tidak dapat berkembang yang akhirnya akan menyebabkan
kukurangan hasil terhadap pendapatan yang akan diperoleh petani. Untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman maka perlu adanya penambahan unsur hara N,P
dan K dengan malakukan penambahan menggunakan sistem pemupukan pada media tanam
(Masaka dkk, 2008).
PEMBAHASAN
Pembahasan
Pada pratikum kegiatan
identifikasi gejala defisiensi dan kelebihan unsur hara mikro pada tanaman
kentang diperoleh data mengenai tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan
lebar daun yang diamati dengan interval waktu 3 hari sekali dimulai dari 7 Hst
sampai 28 Hst. Ada 3 perlakuan yang digunakan pada gejala defisiensi dan
kelebihan unsur hara mikro ini yaitu kontrol, -Fe dan +Fe yang masing-masing
diberi ulangan sebanyak 3 ulangan. Selain dilakukan pengamatan, juga dilakukan
perawatan agar tanaman yang diberikan perlakuan defisiensi dan kelebihan unsur
hara mikro tetap terjaga kondisinya. Berikut merupakan grafik dari tinggi
tanaman terong yang sudah diamati mulai dari 7 HST sampai 28 HST.
Dari
grafik tinggi tanaman terong diatas, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi
tanaman terong yang paling baik terdapat pada hari ke-19 hst dimana pada
kontrol tinggi tanaman terongnya 16 cm, perlakuan –Fe tinggi tanamannya 11,66
cm dan pada perlakuan +Fe tinggi tanamannya 7,33 cm. Selain grafik tinggi
tanaman, berikut merupakan grafik jumlah daun pada tanaman terong.
Dari grafik jumlah daun
diatas, dapat dijelaskan bahwa perlakuan yang paling baik terdapat pada hari
ke-19. Antara perlakuan tinggi tanaman dan jumlah daun memiliki kesamaan dimana
perlakuan yang terbaik sama-sama pada perlakuan ke-19. Pada jumlah daun hari
ke-19 ini memiliki jumlah daun pada kontrol berjumlah 6, perlakuan –Fe memiliki
jumlah daun 5,66 dan pada perlakuan +Fe memiliki jumlah daun 2,66.
Pada
grafik panjang daun tanaman terong diatas, sudah dapat diketahui bahwa
perlakuan yang terbaik terdapat pada hari ke-22. Perlakuan kontrol memiliki panjang
daun 8,43 cm, perlakuan –Fe memiliki panjang daun 2,18 cm dan pada perlakuan
+Fe memiliki panjang daun 1,99 cm.
Pada
parameter pengamatan lebar daun tanaman terong seperti pada grafik 4 diatas,
perlakuan yang terbaik terdapat pada hari ke-22 yang memiliki lebar daun 10,85
pada kontrol, perlakuan –Fe mamiliki lebar daun 1,84 dan pada perlakuan +Fe
memiliki lebar daun 1,21 cm.
Produktivitas
tanaman pada dasarnya bergantung pada keseimbangan nutrisi dan aktivitas
biologis. Unsur-unsur hara mikro dalam tanah tersedia dalam jumlah yang relatif
sedikit. Berdasarkan kenyataan tersebut maka penambahan unsur-unsur hara mikro
tersebut perlu dilakukan, mengingat pentingnya peranannya bagi tanaman. Hal
tersebut dapat ditempuh dengan cara melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara bagi tanaman, dimana pemupukan yang
dilakukan dapat berupa pemupukan lewat tanah atau bahkan melalui
pemupukan daun, namun pada umumnya pemupukan dengan cara disemprotkan lewat
daun tersebut lebih efektif untuk menambah kekurangan hara mikro tanaman. Hara
yang dapat ditambahkan lewat pemupukan antara lain seperti Fe, Zn, Co, dan Mn.
Selain itu pemupukan juga untuk mengatasi secara cepat penyakit defisiensi hara
(Srivastava, 2013).
Unsur hara mikro
merupakan unsur hara yang hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit atau kecil
oleh tanaman. unsur hara yang termasuk dalam unsur hara mikro yaitu unsur
tembaga (Cu), unsur besi (Fe), unsur mangan (Mn), unsur seng (Zn), unsur boron
(B), unsur klorida (Cl), unsur silikat (Si) dan unsur natrium (Na). Unsur hara
mikro merupakan unsur hara yang dibutuhkan secara mutlak oleh tanaman serta
kedudukannya tidak dapat digantikan oleh unsur hara lainnya. Kadar kebutuhan
unsur hara mikro ini berbeda antara tanaman satu dengan lainnya sebab apabila
tanaman kekurangan unsur hara ini maka akan dapat menghambat proses pertumbuhan
dan produksi dari tanaman tersebut. Kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara
mikro ini tentunya sangat berpengaruh terhadap aktivitas metabolisme sel atau
jaringan tanaman.
Salah satu unsur hara
mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman yaitu unsur besi (Fe), fungsi dari
unsur Fe ini bagi tanaman yaitu untuk membantu dalam mempercepat pertumbuhan
tanaman karena unsur Fe ini berfungsi sebagai penyusun klorofil, sebagai
aktivator enzim, untuk mempermudah dalam melakukan transfer energi dan juga
sebagai reduksi nitrat. Unsur tersebut tidak mudah bergerak sehingga apabila
terjadi kekurangan unsur Fe maka akan sulit untuk diperbaiki. Unsur Fe ini
sebenarnya sangat antagonis dengan unsur hara mikro lainnya. Oleh karena itu
untuk mengurangi efek tersebut maka harus dibungkus dengan menggunakan kelat (chelate) seperti EDTA (Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid)
yang merupakan komponen organik yang berfungsi sebagai penyetabil ion metal.
Dengan adanya EDTA ini maka sifat antagonis dari Fe tersebut maka akan
berkurang jauh terhadap tanah yang mempunyai kadar pH tinggi.
Dalam melakukan
identifikasi unsur Fe terhadap tanaman dapat dilakukan dengan mengamati tanaman
seperti apabila timbul gejala penguningan (klorosis) diantara tulang daun pada
pertumbuhan daun baru maka tanaman tersebut mengalami kekurangan unsur Fe.
Gejala defisiensi akibat unsur ini terbagi atas tiga tahap seperti tahap
klorosis ringan yaitu daun berwarna hijau pucat atau kekuningan pada tulang
daun, klorosis sedang yaitu daun-daun baru sebagian menguning dan tulang daun
tetap berwarna hijau normal, dan klorosis parah yang akan menyebabkan daun-daun
berwarna kuning pucat serta akan menyebabkan tulang daun tengah tidak hijau
lagi dan akan menyebabkan daun berguguran. Sedangkan gejala defisiensi unsur Fe
pada tanaman terong yang diamati mengalami gejala klorosis sedang yang
menyebabkan daun-daun baru sebagian kuning dan tulang daun tetap berwarna hijau
normal. Sedangkan gejala kelebihan unsur Fe yang terjadi pada tanaman terong
yang diamati memberikan pengaruh terhadap tanaman berupa munculnya
bintil-bintik yang berwarna hitam pada daun tanaman terong.
Faktor yang
mempengaruhi serapan hara pada tanaman terong dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam mensuplai kebutuhan hara
bagi tanaman dan faktor kemampuan tanaman dalam menggunakan atau menyerap unsur
hara yang telah disediakan. Unsur hara yang ada didalam tanah harus tersedia
untuk mencukupi kebutuhan guna memenuhi pertumbuhan tanaman terong. Akar
tanaman berkembang didalam tanah dan menempati ruang yang semula ditempati oleh
unsur hara yang dapat diserap oleh akar tanaman. Guna mempercepat proses
serapan hara pada tanaman terong maka akar harus kontak langsung dengan unsur
hara yang ada didalam tanah. Tiga asumsi yang menjelaskan tentang proses
intersepsi akar terhadap kebutuhan hara tanaman yaitu jumlah maksimum unsur
hara yang diserap merupakan jumlah yang diperkirakan tersedia didalam volume
tanah yang ditempati oleh akar, akar menempati rata-rata 1% dari total volume
tanah dan sekitar 50 persen dari total volume tanah tersebut terdiri atas
pori-pori tanah.
LAMPIRAN
KONTROL
+ FE